Hari Pertama Sekolah Juli 2023

Hari Senin adalah jadwal membawa bekal dengan menu ikan dan sayur di sekolah Kiandra. Aku yang masih terjerat dalam masa liburan panjang, merencanakan untuk bangun pagi menyiapkan bekal untuk anak-anak.

Pada arisan yang diagendakan hari Minggu malam menjelang hari pertama sekolah setelah liburan, kami ijin pulang awal walaupun masih terhitung malam. Sepulangnya kami mampir ke Pepito yang kami lewati. Bukan sok bule, tapi memang belanja di supermarket lebih dimanja dengan kebersihan, kerapian dan privasinya. Belanja di pasar apalagi di warung biasanya diliatin, ditungguin bahkan nggak jarang ditanyain mau beli apa lagi. Seolah-olah biar cepet selesai, sedangkan aku masih ingin berpikir. 😅

Karena baru hari pertama, simple aja. Beli ikan sarden kalengan dan salad. Beli juga salad dressing yg caesar supaya lebih enak. Yaa, Kiandra dan Kalinda cukup oke dengan menu hari pertama. Bangun jam 4 pagi memang menyenangkan. Bisa mengerjakan banyak hal. Bisa menikmati pagi bersama Rai, Kiandra dan Kalinda lebih banyak. Semoga semangat ini selalu ada.

Bekal Sekolah

Teringat pada masa di tahun 2012-2013 dimana aku rajin buatin bekal yang cantik penataannya buat Rai, wkwkkw. Macam bekal buat anak sekolah. Eh di tahun 2022 ini kesampaian.

Waktu TK Kiandra nggak begitu bisa makan sendiri, dibawain bekal, pulangnya isi kotak berantakan dengan nasi goreng di tasnya. Kemudian pandemi, jadi dia nggak sempet berlatih membawa bekal lagi. Tahun ini mulai diterapkan sekolah fullday dan nggak ada kantin buka. Jadi harus bawa bekal.

Hari pertama, karena belum tau kondisinya nanti gimana, jadi kami (aku dan Rai) membuatkannya bekal dengan wadah kotak bening biasa. Kami membuatkan sandwich yang berisi telur, keju, selada dan tomat kesukaannya. Satu lagi di kotak kecil, kami siapkan potongan buah apel. Pulang sekolah Kiandra cerita katanya bekalnya habis dan juga dibagi bersama teman-temannya. Wkwkwkwk, iya, kami memang bekali dia cukup banyak, dan tidak apa-apa untuk dibagi.

Hari kedua, kami buatkan sushi ala-ala kami. Beberapa sushi roll yang berisi selada, tomat, keju dan telur, sama dengan isian sandwich, hanya saja berisi nasi dan diroll dengan nori. Beberapa lagi kami buatkan tamago sushi (nasi dengan telur di atasnya dan diikat dengan nori kecil. Kiandra meminta kotak bekal yang bergambar Frozen miliknya karena teman-temannya katanya menggunakan kotak bekal lucu-lucu. Baik Tuan Putri, hehehe. Karena kotak Frozennya ada 2 tingkat/kotak, jadi kotak satunya kami bekalkan potongan apel. Pulang sekolah? Habis. Tapi katanya dihabiskan sendiri karena teman-temannya tidak tertarik dengan sushi.

Hari ketiga, karena aku agak lelah jadi kami hanya bekali dia dengan kentang goreng dan mix sayuran yang berisi jagung, wortel, kacang polong dan buncis. Kemudian kotak satunya berisi roti panggang dan potongan apel.

Minggu pertama sekolah sangat menyenangkan. Semoga selalu bisa membuatkan anak-anak bekal yang seru, sehat dan enak. Pengen bikin journey bekalnya nih.

“Gek, Neh Cicipin Malu”

Dulu waktu aku SMP, Ajik jualan lawar. Setiap pagi pasti ada aroma mbe (bawang goreng) dan aroma adonan lawar. Aku nggak pernah bosen. Lawar yang baru diadonkan itu selalu enak. Aroma pagi hari sekarang aku sering membayangkan ada sepiring lawar di depanku. Lezat, penuh cita rasa, mengenyangkan, penuh cinta, berwarna cerah, ughhhh mantap deh..

Setelah diadonkan di wadah yang bernama pane, baskom yang sangat besar, Ajik selalu berkata “Gek, neh cicipin malu” (Gek, ini cicipin dulu). Awalnya waktu kecil, aku selalu bilang enak, karena memang enak dan aku nggak tau harus komentar apa lagi. Tapi lama-lama aku ngerti, kadang kurang garam, kurang mbe, kurang gurih, selalu aku sampaikan. Ajik selalu menerima komentarku dan menambahkan apa yang menurut kami kurang.

Sekarang, aku udah nikah dan jauh dari Ajik. Setiap pulang pun, seringnya aku dapet lawar yang udah diadon. Aku bersyukur momen berharga kayak gitu berlalu dengan menyenangkan. Jadi pas mengenangnya, aku jadi mengenang hal yang indah.

Itulah mengapa aku sangaaaattt menghargai orangtuaku. Mereka selalu berusaha mengerti keinginan kami. Walaupun kadang ada pedes-pedesnya kayak lawar. Kadang kami sebagai anak-anaknya berbeda pendapat dengan orangtua kami. Tapi selalu ada yang mengalah dan berkorban perasaan demi tercapai tujuan bersama.

Aku berharap, mengalah dan sedikit berkorban bukan sebagai tabungan pengorbanan yang ingin dibalas nanti. Aku berharap, mengalah itu sebagai seni berkeluarga. Karena semua bisa melihat, siapa yang sering mengalah, dan kami menyayanginya, menghargainya dan mengapresiasinya. Jika semua pernah mengalah, maka tentunya kita akan saling menyayangi, ya kan?

😉